Pengembangan ini untuk mendukung industri pariwisata yang semakin diminati. Alasan pemerintah, untuk pengembangan ini karena ada kecenderungan wisatawan khususnya dari mancanegara yang lebih senang menginap di desa dan melihat budaya masyarakat secara langsung.
“Tahun ini kami membina dan mendukung anggaran untuk 569 desa wisata atau kampung wisata. Dari jumlah itu, sebanyak 56 diantaranya berada di Jawa Tengah. Untuk tahun 2012, kami menyiapkan pengembangan 900 desa dan kampung wisata,” kata Drs
M Bakri, MM Direktur Pemberdayaan Masyarakat pada Ditjen Pengembangan dan Destinasi Pariwisata Kemenbudpar RI, disela-sela menghadiri pembukaan Jambore Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) se-Jateng di Desa wisata Karangbanjar, Purbalingga, Kamis (21/7/2011).
Dikatakan Bahri, pengembangan desa wisata atau kampung wisata diarahkan untuk mengoptimalkan potensi lokal desa, baik budaya, kuliner maupun cinderamata. Pengembangan desa wisata ini tentunya didukung oleh Pemerintah Daerah setempat, termasuk dukungan infrastruktur. Sedang pembinaan teknis masyarakatnya dilakukan oleh dinas teknis yang menangani pariwisata.
“Besaran dukungan anggaran yang kami siapkan sekitar Rp 100 juta per desa, dan kami mempersilahkan desa-desa untuk mengajukan proposalnya,” kata Bakri.
Menurut Bakri, kecenderungan melakukan perjalanan wisata, semakin membaik. Wisatawan juga mulai memilih ‘live ini’ di desa yang ingin mengetahui secara langsung budaya masyarakatnya. Tahun 2012, pemerintah mentargetkan 8 juta wisatawan dari mancanegara. Target ini lebih tinggi dibanding tahun 2010 yang telah mencapai 7,1 juta orang.
Sementara target perjalanan wisata untuk lokal sebanyak 200 juta pola perjalanan yang meliputi meeting, bisnis dan wisata murni.
“Jika untuk wisatawan manca setiap orangnya membelanjakan US $ 10 per hari, maka akan memberikan dampak yang baik pada pertumbuhan ekonomi kita. Sementara untuk wisatawan domestik, setidaknya membelanjakan uang empat kali lebih banyak dibanding wisatawan mancanegara,” kata Bakri.
Di sisi lain Bakri mengakui, pengembangan desa-desa wisata tidak semuanya erjalan baik. Dari ratusan desa yang dibantu, hanya sekitar 10 persennya saja yang berkembang baik. Desa wisata itu lebih banyak berada di tempat yang memiliki ikon wisata terkenal seperti di sekitar borobudur, Yogyakarta, Bali, Dieng, dan Tawangmangu.
“Namun, kami juga melihat, ada perkembangan desa yang justru bagus, tetapi tidak pada lokasi wisata dengan ikon nasional atau mendunia. Contohnya desa wisata Karangbanjar Purbalingga. Justru mampu memberdayakan masyarakatnya dan mampu meraih juara nasional desa wisata,” kata Bakri mencontohkan.
Sementara itu, Bupati Purbalingga Drs H Heru Sudjatmoko, M.Si mengatakan, pihaknya sangat mendukung pengembangan pariwisata dan desa wisata. Di Purbalingga, pengembangan Owabong (Obyek Wisata Air Bojongsari) terus dilakukan dengan menambah sedikitnya dua wahana baru.
“Untuk sarana transportasi dan infrastruktur, kami juga terus melakukan pembenahan, termasuk pengembangan bandara komersial di Wirasaba,” kata Heru Sudjatmoko.
56 Pokdarwis Dikukuhkan
Dalam kesempatan jambore tersebut, Gubernur Jateng yang diwakili oleh Kepala Badan Koodinasi Wilayah (Bakorwil) III Ir Satriyo Hidayat mengukuhkan 56 kelompok sadar wisata baru se- Jawa Tengah. Kelompok sadar wisata ini diharapkan Satriyo akan mampu mendukung program Visit Jawa Tengah 2013.
Kategori : Seputar Banjarnegara
Keyword : desa wisata, jambore, kelompok sadar wisata, owabong., purbalingga, wisata
Leave a Reply