BANJARNEGARA: Dawet Ayu Banjarnegara merupakan ikon wisata kuliner Banjarnegara, minuman khas yang terbuat dari bahan – bahan alami seperti tepung tapioka, tepung beras, tepung mocaf, santan kelapa dan gula jawa dengan pewarnaan menggunakan daun suji atau daun pandan wangi yang menjadikan warna hijau segar dan aroma wangi pandan.
Cita rasa dawet ayu selain rasa original juga beberapa farian rasa dengan menggunakan buah durian lokal, buah nangka dan buah naga.
Branding wadah dengan menggunakan kuwali yang terbuat dari tanah liat selain penampilan yang unik dan klasik juga berfungsi untuk menjaga agar cendol tetap dingin dan segar walaupun tanpa mencampur dengan es batu, wadah dikemas dalam rombong/keranjang khusus lengkap dengan pikulan dengan tertancap ukiran kayu motif wayang tokoh Semar dan Gareng diatasnya ciri khas ini bagian dari branding dan bermakna melambangkan penjual dan pembeli.
Dawet Ayu Banjarnegara memang sudah melegenda, terlebih lagi dengan mitos di masyarakat yang turun temurun dan berkembang sebagai kearifan lokal, bahwa bagi wisatawan yang minum dawet ayu di Banjarnegara, usianya akan kelihatan muda 5 ( lima) tahun.
Dawet Ayu Banjarnegara mudah didapat disudut sudut kota di Indonesia walaupun kadang dijumpai penjualnya bukan orang Banjarnegara namun leternya menggunakan Dawet Ayu, hal ini membuktikan bahwa Dawet Ayu Banjarnegara sangat dikenal dan di sukai.
Diusianya yang cukup matang, Dawet Ayu terpilih masuk nominasi Anugrah Pesona Indonesia Tahun 2020 dalam kategori Minuman Tradiaional Terpopuler bersaing ketat dengan sembilan nomain yaitu Aek Sappang dari Kabupaten Sambas, Air Kembang Semangkok dari Kabupaten Anambas, Air Mata Bejando dari Kabupaten Pelalawan, Ampiang Dadiah dari Kota Bukittinggi, Bandrek dari Jawa Barat, Kopi Semendo dari Kabupaten Muara Enim, Sirup Henggi dari Kabupaten Fakfak, Sirup Kayu Manis dari Kabupaten Kerinci, dan Teh Gambir dari Kabupaten Pakpak Barat. Akhirnya oleh masyarakat Indonesia Dawet Ayu terpilih sebagai juara satu minuman tradiaional terpopuler dan sekaligus menjadi juara favorit.
Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono saat jumpa pers di Rumah Dinas, 25/5/21 menyampaikan terimakasih kepada seluruh masyarakat Banjarnegara khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya atas dukungannya, dengan prestasi tersebut mengungkapkan rasa syukur dan kebanggaannya juga mendorong berencana untuk membuat sentra dawet ayu di jalur jalan nasional yaitu di komplek Indonesia Power dan Desa Pucang / komplek taman Karjono.
“Insyaalloh kami akan membranding dan memberdayakan para penjual dawet ayu yang telah ada di sepanjang jalan raya komplek Indonesia Power. apalagi disana sudah bermunculan pedagang dawet, kita branding, tempatnya supaya lebih nyaman lagi apalagi lingkungannya sudah bagus sejuk banyak pohon, dan nanti kita carikan area parkirnya, satu lagi di Desa Pucang juga banyak penjual dawet ayu nanti kita branding juga walaupun sederhana namun mencerminkan kekhasan dawet ayu asli Banjarnegara”, tuturnya. Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono juga berencana akan membuat patung dawet ayu di batas wilayah Kabupaten Banjarnegara guna mempertegas bahwa Banjarnegra sebagai Kota Gilar Gilar dengan ikonik Dawet Ayu”. imbuhnya (dien’s-21)
Kategori : Seputar Banjarnegara
Keyword : apiaward, apiaward2020, Budaya Banjarnegara, dawet ayu banjarnegara, ekraf banjarnegara, pesona indonesia, the heart of central java, wisata banjarnegara, wonderful indonesia
Leave a Reply