Di Yogyakarta sudah biasa dikenal menu makanan lotek. Menu ini berupa sayuran rebus yang dibuat dengan bumbu kacang segar diulek langsung di wadahnya. Menu lotek ini kalau di daerah Banyumas ternyata disebut dengan rujak, tepatnya rujak sayur atau istilah lokalnya adalah rujak matang. Kalau di Yogyakarta, nama rujak merujuk pada makanan yang sama hanya isinya berupa buah-buahan, maka di Banyumas istilah rujak ini juga sama untuk ulekan buah-buahan ini juga. Tepatnya disebut sebagai rujak mentah, memang sih buahnya tidak direbus terlebih dahulu.
Tulisan ini sih bukan membahas perbedaan rujak itu, tapi malah mau menceritakan kenikmatan rujak di satu daerah kecil di Banjarnegara, tepatnya di Klampok. Daerah ini sebenarnya lebih terkenal dengan sentra kerajinan keramik yang khas daerah setempat dengan ornamen cantik dan glasir permukaan yang berwarna-warni. Jadi jangan heran kalau kuliner di situ pun kalah pamornya. Tapi juga jangan heran kalau warung rujak ini tidak tepat disebut kuliner istimewa.
Warung rujak ini walaupun menurut banyak orang cukup istimewa. Akan tetapi jika dilihat dari bentuk warungnya memang sangat sederhana. Kalau istilah orang Jawa tepatnya adalah “ora mitayani babar blas”. Lokasi warung ini cukup tersembunyi dan berada persis di sebelah kantor pos Klampok. Jadi mudahnya orang tinggal mencari dan berhenti di sebelah kantor pos ini saja. Bangunannya juga berupa warung yang menggunakan bambu dan dinding gedhek saja. Tidak ada papan namanya. Bahkan warung ini tersembunyi lagi karena berada di samping belakang warung makan nasi campur lain. Akan tetapi pengunjung kalau sudah dapat mengetahui kantor pos ini maka langsung tahu lokasi warung rujak ini. Nama warung ini Waroeng Mba Tin Klampok.
Bangunan sederhana untuk tempat berjualan rujak di Klampok.
Begitu masuk ke warung ini tersedia bangku dan meja kayu untuk duduk pengunjung. Di meja sudah tersedia beberapa jenis makanan kecil dan yang selalu pasti ada adalah mendoan goreng. Di situ juga tersedia gelas dan minuman air putih yang disediakan gratis. Setelah itu baru ada yang mendatangi kita untuk menanyakan rujak yang akan dipesan. Bahkan seringkali langsung ibu yang mengolah rujak itu yang menanyakan langsung dari tempatnya.Ibu-ibu yang mengolah rujak ini sudah cukup berumur tetapi masih cukup kuat mengolah dan meracik bumbu. Memang untuk melumat kacang supaya hancur dan bercampur dengan bumbu-bumbu lainnya perlu sedikti keterampilan tertentu sehingga tidak perlu banyak energi. Bumbu-bumbu garam, terasi, kunir putih, dan cabe harus diuleg halus sebelum kemudian ditambahkan kacang dan gula kelapa untuk dihaluskan. Setelah ditambah sedikit air asam maka bumbu rujak telah siap, baru kemudian isi rujak itu ditambahkan.
Menu rujak yang disediakan adalah rujak buah dan rujak sayur atau rujak matang. Pembeli tinggal meminta pesanan jenis rujak dan tingkat kepedasan dari bumbu rujak itu.Kalau rujak sayur terdiri dari beberapa macam sayuran seperti kangkung, kobis dan kecambah. Di Yogyakarta biasa digunakan bayam, tetapi di sini tidak ada, jadi hanya ada kangkung. Tapi rasanya juga dijamin tidak keras, karena menggunakan jenis kangkung lokal yang rasanya cukup enak. Jika mau pembeli juga dapat memesan rujak dengan nasi ketupat. Jadi ketupatnya dipotong dan diuletkan dengan bumbu rujaknya ini.
Untuk rujak buah akan berisikan irisan buah-buahan. Sebenarnya buah yang digunakan di warung ini tidak terlalu beragam hanya terdiri dari nanas, bengkoang dan timun, terkadang ada mangga atau kedondong kalau sedang musim. Untuk rujak buah ini kalau pesan pedas, maka akan terasa sekali rasa pedas cabenya karena bercampur dengan rasa kecut dari buah-buahan yang digunakan.