Sunatan Tempo Dulu

 

Khitanan atau sunatan pada zaman dahulu merupakan salah satu hajat dari setiap orang berumah tangga. Dizaman dahulu, pelaksanaan khitanan dilaksanakan sangat meriah. Si anak yang hendak disunat terlebih dahulu ditandu dan diiringi oleh tarian-tarian atau kesenian daerah yang ada di masyarakat setempat. Bagi yang memiliki uang lebih banyak anak naik kuda pilihan ada juga yang menggunakan sepeda unta. Keesokan harinya, setelah subuh atau sekitar jam lima pagi iring-iringan itu berangkat ke sungai dan si anak disuruh berendam terlebih dahulu. Setelah dirasa cukup berendam, si anak kemudian dibawa kembali ke rumah dan dimasukkan ke dalam krobongan (semacam ruang khusus untuk melakukan proses sunat). Di dalam krobongan juru khitan (dukun sunat) telah siap untuk melaksanakan tugasnya. Adapun alat yang digunakan untuk menyunat anak di zaman dahulu masih sangat sederhana dan jauh dari steril. Tanpa obat bius dan tanpa dijahit. Sehingga darah akan cenderung mengucur deras. Tidak jarang anak dikhitan pada zaman dahulu jatuh pingsan. Setelah krobongan dibuka berarti proses khitan telah selesai dan kemudian si anak diberi makanan yang dianggap mampu memberikan kekuatan tubuh, seperti ; air kopi pahit, gula, jahe, daging bakar, nasi putih. Tak lupa si anak juga dikasih jeruk nipis, bukan untuk dimakan tetapi hanya untuk pengharum supaya akan tidak mual-mual bahkan muntah ketika menghirup bau darah yang mulai mengering. Konon menurut informasi Bapak Hadi Supeno Wakil Bupati Banjarnegara kita disunat dengan cara tempoe dulu ini.






Statistik Pengunjung

  • 1868817Total halaman dikunjungi:
  • 317Halaman dikunjungi hari ini:
  • 385Halaman dikunjungi kemarin:
  • 941575Total Pengunjung:
  • 148Pengunjung hari ini:
  • 196Pengunjung kemarin:
  • 0Pengunjung online:
  • January 1, 2019Statistik terhitung sejak: