Anak berambut gembel memiliki mitos bahwa rambut gembel itu merupakan titipan, sudah barang tentu karena itu hanya merupakan titipan suatu saat akan diambil kembali oleh yang empunya. untuk melepaskan dan mengangkat kembali anak dari kondisi sialnya itu atau membersihkan sesukernya ( gembelnya ) harus dilakukan upacara Ruwatan. Anak berambut Gembel terbilang langka dan jarang kita jumpai, sebagian besar besar dapat kita temukan di wilayah Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Wonosobo dan di Lereng Sindoro Sumbing. Anak berambut Gembel memiliki karakter dan perilaku yang berbeda dari kebiasaan anak seusianya, kalau tidak energik, nakal, berjiwa heroik, suka mengatur akan muncul perilaku yang diam, pemalu, susah bergaul dengan dunia luar. Kondisi kejiwaan ini diyakini masyarakat lebih pada kekuatan mitos dimana gejala kejiwaan yang muncul sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik rambut yang tumbuh gembel. Kecenderungan tipe sikap seperti ini yang terbelenggu oleh daya nalar yang terbatas. Prof.Dr.C.A Van Peursen ( Filsafat Belanda ) menyebutnya dengan istilah sikap mistis dimana sikap manusia yang merasakan dirinya terbelenggu oleh kekuatan gaib disekitarnya. Kondisi anak yang begitu selanjutnya disebut anak “Sukerta” yaitu anak yang dicadangkan menjadi mangsa Batharakala ( pengaruh Budaya Wayang ). Untuk melepaskan dan mengangkat kembali anak dari kondisi sialnya itu atau membersihkan sesukernya ( gembelnya ) harus dilakukan upacara Ruwatan. Ruwatan berasal dari kata Ruwat yang artinya melepaskan yaitu melepaskan dari nasib sial dari kondisi terbelenggu adaptasi, melepaskan dari karakteristik anak yang cenderung aneh agar kembali sebagaimana anak yang lain. Acara Ruwatan tidak dapat dipaksakan oleh orang tuanya tetapi setelah anak mengajukan permintaan sebagai persyaratan khusus yang disebut “bebana” atau permintaan. beragam bebana yang dimintanya dan kitapun berusaha memenuhinya, sebab kalau tidak dipenuhi rambut gembel yang telah dicukurnya akan tumbuh kembali dan kondisi kesehatan akan terganggu, seperti panas dingin bahkan ada yang mengigau dan kejang – kejang.
Kategori : Dieng
Keyword :
Leave a Reply